ANALISIS GERAKAN PENERJEMAHAN ERA ABBASIYAH: STUDI KASUS BAITUL HIKMAH SEBAGAI PUSAT AKULTURASI BUDAYA DAN ILMU

Authors

  • Maudy Salsa Sofyani UIN Sunan Gunung Djati Bandung

DOI:

https://doi.org/10.58645/azkia.v20i1.671

Keywords:

Akulturasi Budaya, Baitul Hikmah, Dinasti Abbasiyah, Gerakan Penerjemahan, Sejarah Intelektual

Abstract

Kajian mengenai Baitul Hikmah sering kali berfokus pada aspek historisnya, namun analisis yang mendalam mengenai perannya sebagai model dinamis akulturasi budaya masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gerakan penerjemahan pada era Dinasti Abbasiyah dengan studi kasus pada Baitul Hikmah sebagai pusat terjadinya akulturasi budaya dan ilmu pengetahuan. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis studi kepustakaan (library research), data dikumpulkan dari berbagai literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Baitul Hikmah merupakan laboratorium peradaban yang beroperasi di atas fondasi inklusivitas, yang melibatkan para penerjemah ahli dari berbagai latar belakang agama seperti Kristen Nestorian. Proses intelektual di dalamnya bukanlah sekadar alih bahasa pasif, melainkan sebuah dialog kritis yang melibatkan verifikasi (tahqiq) dan pemberian komentar (ta'liq). Proses akulturasi aktif ini menghasilkan sintesis keilmuan baru, melestarikan khazanah intelektual Yunani dari kepunahan, dan menjadi jembatan peradaban yang mentransformasikan ilmu pengetahuan ke dunia Barat yang saat itu mengalami masa kegelapan (the dark ages). Disimpulkan bahwa Baitul Hikmah lebih dari sekadar perpustakaan; ia adalah model institusi yang mempraktikkan pluralisme aktif dan keterbukaan intelektual yang relevan untuk dikaji kembali dalam konteks kontemporer.

References

Daulay, Haidar Putra, D. (2020). Masa Keemasan Dinasti Umayyah dan Dinasti Abbasiyah Jurnal Kajian Islam Kontemporer. Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 1(2), 72–77. https://ejurnal.seminar-id.com/index.php/jurkam/article/view/612

Fahruddin, M. M. (2009). PUSAT PERADABAN ISLAM ABAD PERTENGAHAN: Kasus Bayt al Hikmah. El-HARAKAH (TERAKREDITASI), 11(50), 181–197. https://doi.org/10.18860/el.v0i0.433

Khaerudin. (2024). Baitul Hikmah Sebagai Pusat Peradaban Intelektual Pada Masa Dinasti Abbasiyah. Tajdid : Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Kemanusiaan, 8, 1–13. www.ajas.uoanbar.edu.iq

Lubis, S. (2024). Tradisi Pemeliharaan Khazanah Intelektual : Tinjauan Historis Bait Al-Hikmah. 1(1), 83–98.

Meyerhof, M. (1926). New Light on Hunain Ibn Ishaq and His Period. Isis, 8(4), 685–724. https://doi.org/10.1086/358440

Mikraj, A. L., Fikri, F., Fahmi, A., Fadhillah, A., Pujiastuti, R., Pauji, A., & Pijar, M. (2025). Islam dan Plurarisme Budaya (Toleransi Beragama di Era Abbasiyah). 5(June), 94–109.

Nahdiyyin, K. (2010). PeranTerjemah dalam Kebudayaandan Persoalan Identitas. In Adabiyyat: Vol. IX.

Suyanta, S. (2011). Transformasi Intelektual Islam ke Barat. Jurnal Ilmiah; Islam Futura, Vol. 10(No. 2), 21–35.

Syauqi Munjaji, A., Siti Fauziah, I., Wisnu, M., & Hasanah, N. (2024). Semangat Literasi dalam Periode Keemasan pada Masa Daulah Abbasyiah The Spirit Of Literacy In The Golden Period Of The Abbasid Daulah. Jurnal Intelek Dan Cendekiawan Nusantara, 564–564. https://jicnusantara.com/index.php/jicn

Downloads

Published

2025-07-11

Issue

Section

Articles