http://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/issue/feedJURNAL AZKIA : Jurnal Aktualisasi Pendidikan Islam2025-02-24T09:02:36+00:00Firdaus Syahfirdauselmubina@gmail.comOpen Journal Systems<p><strong>Jurnal Azkia</strong> adalah jurnal aktualisasi Pendidikan Islam yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Hilal Sigli, Aceh. Jurnal ini bertujuan untuk menerbitkan dan menyebarluaskan hasil penelitian dan studi tentang Pendidikan Agama Islam. Artikel yang dimuat dalam jurnal Azkia adalah hasil penelitian atau pemikiran bidang Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh peneliti, guru, dan praktisi pendidikan. Informasi lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia di dalam setiap terbitan. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yaitu bulan Juli dan Desember.</p>http://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/599STRATEGI GURU PAI DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BERAGAMA SISWA2024-12-25T08:21:56+00:00Dahniar Dahniardahniarnurdin89@gmail.com<p>Kesadaran beragama merupakan konsep yang kompleks yang mencakup pemahaman individu terhadap keyakinan, nilai, dan praktik dalam konteks agama. Dalam penelitian ini yang dimaksud kesadaran beragama adalah konsep dimana siswa mampu mengendalikan akal, perasaan, dan prilaku untuk melahirkan tindakan yang menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari baik dari hubungan dengan sang penciptanya, hubungan sesama makhluk maupun hubungan dengan lingkungannya. Guru PAI selain mengajar juga memilki tugas dan tanggung jawab untuk membimbing dan membentuk siswa untuk memiliki kesadaran dalam beragama. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan dimana kegiatan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian ini berasal dari buku, jurnal ilmiah, literatur dan publikasi lain yang layak dijadikan sumber untuk penelitian. Hasil penelitian menunjukkan Ada beberapa strategi yang bisa diberikan oleh guru PAI untuk meningkatkan kesadaran beragama siswa yaitu: Pertama, pendidikan nilai: Guru dapat mengintegrasikan ajaran agama dalam kurikulum dengan memperkenalkan nilai-nilai yang diperintahkan oleh agama. Kedua, Contoh teladan: Guru bisa menjadi contoh yang baik dalam menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, konseling dan bimbingan: Guru dapat memberikan konseling dan bimbingan kepada siswa yang membutuhkan untuk membantu mereka menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang agama dan spiritualitas. Kempat, kolaborasi dengan orang tua dan komunitas.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Dahniar Dahniarhttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/600KONSTRIBUSI LAYANAN GURU PAI DALAM MENGATASI BURN OUT SISWA2024-12-25T08:49:34+00:00Fuad, MAfuaddo42@gmail.com<p>Jurnal Ini Berjudul “Konstribusi Layanan Guru PAI dalam Mengatasi Burn Out Siswa” Adapun yang menjadi penekan masalah dalam jurnal ini adalah faktor-faktor kejenuhan belajar siswa, dan ciri-ciri kejenuhan belajar siswa serta bagaimana strategi guru PAI dalam mengatasi kejenuhan belajar siswa. Dalam jurnal ini terpaparkan bahwa faktor-faktor kejenuhan belajar yang dialami oleh siswa salah satunya yaitu kondisi ruang kelas yang tidak berubah-ubah, tidak adanya aktivitas belajar di alam bebas dengan arti lain di tempat terbuka, tidak ada permainan/<em>game </em>pada saat belajar, fisik yang mengalami kelelahan, dan kurangnya aktivitas rekreasi/hiburan. Ciri-ciri kejenuhan belajar siswa yaitu suasana kelas yang tidak tenang, Siswa meminta izin keluar silih berganti ketika proses pembelajaran, dan mengganggu teman atau usil saat belajar. Sedangkan strategi yang digunakan guru PAI untuk mengatasi kejenuhan belajar adalah menegur siswa jika kedapatan tidur di kelas, menggunakan metode yang bervariasi, mengajak siswa belajar diluar ruangan kelas, memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah dan memberi motivasi sebelum memulai pembelajaran.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Fuad, MAhttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/601INTERNALISASI PENDIDIKAN AKHLAK DAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN ISLAM2024-12-25T13:59:50+00:00Hadini Hadinihadinimanik@gmail.com<p>Akhlak dan Karakter yang mulia merupakan tujuan dari Pendidikan Islam, bahkan juga menurut amanat undang-undang negara Indonesia. Salah satu peran terbesar pendidikan Islam adalah upayanya untuk menginternalisasikan nilai-nilai Akhlak dan Karakter yang mulia tersebut, namun dikarenakan antara Akhlak dan Karakter merupakan dua istilah yang berbeda, maka tentu saja proses internalisasi yang dilakukan oleh Pendidikan Islam dilakukan dengan pendekatan yang berbeda pula. Dalam kajian ini peneliti menggunakan metode <em>library research </em>(penelitian pustaka). Di mana peneliti melakukan penelusuran terhadap literatur-literatur berupa buku-buku, hasil penelitian, serta jurnal-jurnal, baik nasional maupun internasional. Dari hasil kajian yang dilakukan ditemukan bahwa, <em>pertama, </em>Dari uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa: <em>pertama,</em> meneladani 99 <em>asma’ul husna </em>dengan metode perintah, larangan, <em>targhib</em> (motivasi) <em>wa tarhib</em>, kisah, dialogis, pembiasaan dan <em>qudwah</em> (keteladanan, di mana metode pembiasaan dan metode <em>qudwah </em>merupakan metode yang paling membekas dalam pembentukan akhlak. <em>Kedua,</em> peran lingkungan terutama peran keluarga sebagai pendidik yang pertama perlu membuat rancangan dan strategi yang tepat untuk pengembangan karakter, di antaranya yaitu penguatan Lembaga Adat, memelihara Kearifan Lokal (<em>local wisdom</em>), pengembangan Budaya dalam Kajian Keilmuan Interdisipliner, pengembangan Kurikulum Muatan Lokal di Lembaga Pendidikan, Pendidikan <em>Multi Cultural, </em>kerjasama Tri Pusat Pendidikan dan pengembangan karakter dalam Aplikasi IT</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Hadini Hadinihttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/602SOSOK DAN PEMIKIRAN IBNU KHALDUN DALAM KONSEP PENDIDIKAN2024-12-25T14:13:33+00:00Muhammad Yanimuhammadyani1989@gmail.com<p>Pendidikan bagi umat manusia merupakan kekuatan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil kelak manusiadapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, karena tanpa pendidikan seseorang tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Penelitian ini terfokus pada kajian kepustakaan dengan cara menghimpun informasi yang relevan dari seorang tokoh pendidikan yakni Ibnu Khaldun tentang konsep pendidikan. Studi Pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Ibnu Khaldun lahir pada saat keluarganya telah mengakhiri kiprahnya di dunia politik dan lebih menaruh perhatian pada ilmu agama dan pendidikan. Ibnu Khaldun yang memiliki nama lengkap Abdu al-Rahman ibn Muhammad ibn Muhammad ibn Muhammad ibn al-Hasan ibn Jabir ibn Muhammad ibn Ibrahim ibn Khalid ibn Usman ibn Hanil ibn al-Khathab ibn Kuraib ibn Ma’dikarib ibn al-Harish ibn Wail ibn Hujr menjalani masa-masa pertumbuhan dalam suasana keilmuan dan peribadatan yang tenang di bawah asuhan kedua orang tuanya. Ibnu Khaldun adalah seorang pendidik dengan beberapa keterampilan yang luar biasa. Ia merupakan seseorang yang sangat disegani di kalangan para pemikir-pemikir baik Barat maupun Timur Tengah. Ibnu Khaldun adalah seorang tokoh besar dunia Islam, yang berhasil memberikan kontribusi yang begitu besar dalam dunia keilmuan yang ada di dunia. Dalam konsep pendidikan Ibnu Khaldun membagi menjadi 3 bagian, yaitu : pandangan tentang manusia didik, pandangan tentang ilmu, metode pengajaran. Menurut Ibnu Khaldun ada tiga tingkatan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pendidikan, yaitu: Pengembangan kemahiran <em>(al-malakah atau skill) </em>dalam bidang tertentu, Penguasaan keterampilan profesional sesuai dengan tuntutan zaman, dan Pembinaan pemikiran yang baik.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Muhammad Yanihttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/603MENGENAL QIRA’AT AL-QUR’AN DAN PERBEDAANNYA DENGAN ILMU TAJWID2024-12-25T14:22:51+00:00Nurlisma NurlismaLisma2084@gmail.com<p>Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw melalui malaikat Jibril, yang ditulis dimushaf, diriwayatkan dengan mutawatir dan membacanya termasuk ibadah. Perbedaan-perbedaan lahjah bangsa Arab membawa konsekuensi lahirnya bermacam-macam qira’at dalam melafalkan al-Qur’an, namun Rasulullah saw membenarkan pelafalan al-Qur’an dengan berbagai qira’ah atau variasi bacaan. Ilmu Qira’at adalah pengetahuan mempelajari seni membaca al-Qur’an, ilmu ini muncul karena faktor internal yaitu permintaan nabi kepada sahabat untuk menambah variasi dalam cara bacaan yang dibuktikan dengan banyaknya riwayat tentang sab’ah al-qira’at, serta faktor eksternal yaitu beragamnya cara baca dan mengucapkan ayat al-qur’an oleh kaum muslim yang berasal dari berbagai macam lapisan masyarakat dan umur di tanah Arab. Sedangkan tajwid adalah ilmu yang mempelajari bagaimana hukum dan kaidah cara membunyikan atau mengucapkan huruf-huruf yang terdapat dalam al-Qur’an dengan baik dan benar</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Nurlisma Nurlismahttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/604PEMBENTUKAN SIKAP TA’DZIM SANTRI KEPADA TEUNGKU MELALUI PENGAJIAN KITAB TA’LIM MUTA’ALLIM2024-12-25T14:32:15+00:00Siti Hawasitihawa.sh875@gmail.com<p>Artikel ini berjudul Pembentukan Sikap <em>Ta’dzim </em>Santri kepada Teungku melalui Pembelajaran kitab Ta’lim Muta’alim. Penelitian ini dilatarbelakangi moral di kalangan pelajar Indonesia yang sudah semakin mengalami degradasi, dan khusus dalam konteks menghormati terhadap gurunya. Penelitian ini bertujuan unntuk (1) Mengetahui pengajian kitab <em>Ta’lim Muta’alim </em>dalam membentuk sikap <em>ta’dzim </em>Santri, (2) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembentukan sikap <em>ta’dzim </em>Santri melalui pengajian kitab <em>Ta’lim Muta’alim</em>, (3) Mengetahui implikasi pembentukan sikap <em>ta’dzim </em>melalui pelaksanaan pengajian kitab <em>Ta’lim Muta’alim. </em>Dalam penelitian ini metode yang digunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dapat dilakukan secara trianggulasi (gabuangan observasi, wawancara, dokumentasi), data yang dianalisis dengan cara mereduksi yang tidak relevan, memaparkan data dan menarik kesimpulan.Berdasarkan analisis data ditemukan (1) Proses pembelajaran Kitab <em>Ta’lim Muta’alim </em>dengan menggunakan metode bandongan. Tujuan diberikan materi ini supaya santri meliki sikap <em>ta’dzim</em>, (2) Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran kitab <em>Ta’lim Muta’alim </em>meliputi beberapa komponen. Adapun faktor pendukung meliputi sarana dan prasarana, materi pembelajaran dan Santri/Ustaz itu sendiri, sedangkang faktor penghambatnya yaitu motode pembelajaran dan Santri/Ustaz itu sendiri, (3) Dampak santri setelah memperlajari kitab <em>Ta’lim Muta’alim </em>yaitu dari yang belum mengerti akhirnya mereka mengerti</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Siti Hawahttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/605PERSEPSI MAHASISWA PAI UINSA TENTANG RELEVANSI PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DAN KEBUDAYAAN JAWA2024-12-25T14:44:25+00:00Adheari Sya’ban NugrohajiAdhearisyaban.n@gmail.comAchmad Mukhalis Muhsinacmadmukhalis123@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi relevansi dan penerapan pembelajaran agama Islam di perguruan tinggi dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa, serta tantangan yang dihadapi dalam mempraktekkan ajaran Islam di tengah kemajuan teknologi dan globalisasi. Metode yang digunakan adalah survei dengan responden mahasiswa angkatan 2020 hingga 2021 di sebuah perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84% mahasiswa merasa pembelajaran agama Islam relevan dengan kehidupan mereka, memberikan panduan moral dan spiritual. Sebanyak 72% mahasiswa mengungkapkan bahwa nilai-nilai agama Islam diterapkan dalam interaksi sosial, baik di kampus maupun dalam kehidupan pribadi. Namun, 58% mahasiswa berpendapat bahwa pembelajaran agama Islam masih terlalu teoritis dan kurang menekankan aplikasi praktis untuk menghadapi tantangan global, seperti penggunaan teknologi dan isu sosial. Di sisi lain, 63% mahasiswa merasa bahwa kebudayaan Jawa memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran Islam, terutama dalam nilai kesederhanaan dan gotong royong. Meskipun demikian, 50% mahasiswa mengaku bingung dalam mengamalkan ajaran Islam karena pengaruh budaya Barat yang kerap bertentangan. Penelitian ini menyarankan agar kurikulum pendidikan agama Islam diperbaharui dengan lebih fokus pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan dengan tantangan zaman.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Adheari Sya’ban Nugrohaji, Achmad Mukhalis Muhsinhttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/606REVOLUSI BRANDING LEMBAGA PENDIDIKAN MELALUI OPTIMALISASI MARKETING MIX DI ERA DIGITAL2024-12-25T14:55:56+00:00Ahmad Nur Hafidnurhafidahmad2000@gmail.comMuhammad Sidiq Purnomosidiqpurnomo10@gmail.com<p>Penelitian ini menganalisis strategi marketing mix di SMP Muktar Syafaat dalam meningkatkan citra sebagai lembaga pendidikan berbasis pesantren yang unggul di era digital. Menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Temuan menunjukkan bahwa sekolah berhasil mengintegrasikan kurikulum keislaman dan nasional, menciptakan produk pendidikan holistik yang mencakup tahfiz Al-Qur’an, sains, dan keterampilan abad ke-21. Kebijakan harga yang fleksibel, lokasi strategis, promosi digital dan tradisional, serta layanan berkualitas menjadi elemen penting strategi ini. Bukti fisik, seperti fasilitas modern, dokumentasi kegiatan, dan materi promosi, memperkuat citra positif sekolah. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kepercayaan masyarakat tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global sambil menjaga identitas keislaman. Penelitian ini menyoroti pentingnya kombinasi inovasi dan tradisi dalam strategi pemasaran pendidikan berbasis pesantren, memberikan wawasan bagi lembaga serupa dalam menghadapi dinamika pendidikan modern.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ahmad Nur Hafid, Muhammad Sidiq Purnomohttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/607FILSAFAT PENDIDIKAN MUHAMMAD IQBAL DAN TANTANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI ERA GLOBALISASI2024-12-25T15:08:59+00:00Ahmad Zidan Alfaruqi12210112666@student.uin-suska.ac.idDoni Afrialdi12210112764@student.uin-suska.ac.idHerlini Puspika Sariherlini.puspika.sari@uin-suska.ac.id<p>Artikel ini membahas pemikiran filsafat pendidikan Muhammad Iqbal dan relevansinya terhadap tantangan pendidikan agama Islam di era globalisasi. Iqbal, sebagai seorang pemikir dan sastrawan terkemuka, menekankan pentingnya pengembangan diri dan pemikiran kritis dalam pendidikan. Dalam konteks globalisasi, pendidikan agama Islam menghadapi berbagai tantangan, termasuk penurunan nilai-nilai spiritual, pengaruh budaya asing, dan kebutuhan untuk menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan zaman. Melalui analisis mendalam terhadap konsep pendidikan Iqbal, artikel ini mengidentifikasi pendekatan-pendekatan yang dapat diterapkan untuk menghadapi tantangan tersebut, seperti integrasi ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai Islam, penguatan identitas keagamaan, dan pengembangan karakter siswa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik dan pembuat kebijakan dalam merumuskan strategi pendidikan yang relevan dan efektif dalam menghadapi dinamika globalisasi sambil tetap mempertahankan esensi ajaran Islam. Muhammad Iqbal berasumsi bahwa dunia yang ia tinggali tidak pernah berhenti bergerak menuju ke arah kesempurnaan. Pandangan dunia yang kreatif dan dinamis yang mengacu pada metafisik, etis dan refleksi epistemologis dapat diwujudkan melalui pendidikan. Dengan mengacu pada refleksi metafisik, pemikiran filosofis pendidikan mencapai puncak tujuannya yaitu menjadikan peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa, yaitu kesatuan raga dan ruh, atau dengan istilah mukmin yang sejati. Orang beriman sejati membuat sifat-sifat Tuhan melekat pada dirinya. Dengan demikian dia mampu menjadi khalifah di muka bumi.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Ahmad Zidan Alfaruqi, Doni Afrialdi, Herlini Puspika Sarihttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/608PERAN REKONSTRUKSIONISME DALAM MENANGGAPI TANTANGAN SOSIAL MELALUI PENDIDIKAN ISLAM2024-12-25T15:28:51+00:00Alvia Zackia Syabrina12210123087@students.uin-suska.ac.idIsratul Husna12210122876@students.uin-suska.ac.idNur Afni12210122856@students.uin-suska.ac.idHerlini Puspika Sariherlini.puspika.sari@uin-suska.ac.id<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana rekonstruksionisme dapat diimplementasikan dalam pendidikan Islam sebagai respons terhadap tantangan sosial yang ada. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka <em>(library research) </em>yang menggunakan buku-buku dan literatur lainnya sebagai objek yang utama. Aliran rekonstruksionisme merupakan suatu arus pemikiran yang berupaya untuk mengubah struktur yang sudah ada dan membangun pola hidup kebudayaan yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan-permasalahan dalam dunia modern. Dalam prinsipnya, rekonstruksionisme sejalan dengan perenialisme, yang bertujuan untuk melewati krisis kebudayaan modern. Aliran rekonstruksionisme bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman dari kedaulatan dan otoritas internasia bekonal.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Alvia Zackia Syabrina, Isratul Husna, Nur Afni, Herlini Puspika Sarihttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/609PENGARUH AJARAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER MASYARAKAT2024-12-25T15:43:08+00:00Lely Amelia Aryani12210123087@students.uin-suska.ac.idRirianti12210122839@students.uin-suska.ac.idYenny Siregar12210122909@students.uin-suska.ac.idHerlini Puspika Sariherlini.puspika.sari@uin-suska.ac.id<p>Filsafat pendidikan Islam mengkaji tentang cara berfikir mendalam menurut tata tertib (logika) sehingga sampai ke dasar-dasar persoalannya. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis ajaran Filsafat Pendidikan Islam, menggali nilai-nilai dan prinsip dasar dalam ajaran filsafat pendidikan Islam yang berkontribusi terhadap pembentukan karakter. Menilai dampak Pendidikan terhadap karakter, mengukur pengaruh pendidikan berbasis ajaran filsafat Islam terhadap perkembangan karakter individu dan masyarakat. Mengkaji metode pendidikan, meneliti metode pendidikan yang digunakan dalam konteks Islam dan efektivitasnya dalam membangun karakter yang positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pentingnya nilai-nilai Islam dalam pendidikan karakter. Ajaran filsafat pendidikan Islam menekankan pada pembentukan karakter yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, seperti akhlak mulia, kejujuran, tanggung jawab, keadilan, dan ketaqwaan kepada Allah.</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Lely Amelia Aryani, Ririanti, Yenny Siregar, Herlini Puspika Sarihttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/610PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI MAWARIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XII DI MA AL-BAIRUNNY JOMBANG2024-12-25T15:54:47+00:00Zumrotul Nur HanifahZumrotulnur770@gmail.comMuhammad Qoyum ZuhriawanZumrotulnur770@gmail.comMuhammad Aliyul Wafa1Zumrotulnur770@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk proses pengembangan dan menghasilkan modul berbasis masalah pada materi mawaris untuk siswa kelas XII yang valid dan efektif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kevalidan dan keefektifan pengembangan modul berbasis masalah pada materi mawaris kelas XII. Penelitian ini merupakan jenis penelitian <em>Research and Development </em>(R&D). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : (1) Berdasarkan data uji kevalidan dari validator Ahli materi dan ahli media, modul berbasis masalah pada materi mawaris ini menujukkan kategori sangat valid sehingga layak untuk digunakan. (2) Berdasarkan data hasil angket pesrta didik menunjukkan kategori sangat valid sehingga layak digunakan. (3) Berdasarkan data hasil <em>pre-test </em>dan <em>post-test </em>menunjukkan bahwa nilai rata-rata <em>pre-test </em>siswa adalah 79,67 dan <em>post-test </em>siswa adalah 91,33. Didapat nilai <em>post-test </em>lebih baik dari <em>pre-test </em>sehingga ada perubahan yang cukup signifikan dalam penggunaan modul. Maka dapat disimpulkan bahwa modul berbasis masalah pada materi mawaris sangat valid dan layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran</p>2024-12-25T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Zumrotul Nur Hanifah, Muhammad Qoyum Zuhriawan, Muhammad Aliyul Wafahttp://journal.stitalhilalsigli.ac.id/index.php/azkia/article/view/627PEMBINAAN AKHLAK MELALUI LEMBAGA PENDIDIKAN2025-02-24T09:02:36+00:00Mardiana Mardianamardianauin@gmail.com<p><em>The objectives of this studi is include to find out the role of Islamic Religious Education teachers in the development of students' morals and the efforts made in the learning process in the classroom, to find out the moral development of students in terms of counseling, to find out the moral development of students in terms of the learning process of other subjects. This research method is qualitative, namely by describing the data obtained in the field. To obtain accurate and reliable data, researchers use data collection techniques through observation, interviews with teachers and students and documentation. The samples in this study were the principal, Islamic Religious Education teachers, tutoring teachers, and other subject teachers as many as six people. Among them, there are three people from the homeroom teacher and three more regular teachers and the last interview with students who were selected randomly, in order to get valid results. The results of the study show that, teachers of SMP Negeri 1 Keumala, in general have carried out moral development for students, both during the learning process in class and outside the classroom. In addition, the participation of all teachers in the moral development of students is very large, so that every student's actions can be monitored. However, along the way, there are still students who violate the rules. Therefore, it is expected that all parties, both parents, teachers, and the community pay attention so that what is expected can be implemented and achieved.</em></p>2025-02-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Mardiana Mardiana