اللغة و الشخصية
DOI:
https://doi.org/10.58645/alihda.v9i1.6Abstract
Prilaku bahasa memiliki cabang-cabangnya dan cabang pokoknya berasal dari area perasaan itu sendiri sebagaimana ia juga menerima sinyal dan arahan dari indera perasa. Biasanya dalam kehidupan indera perasa seseorang adalah mesin atau penggerak kehidupannya, adapun saat posisi krisis dan terhadap hal-hal yang membutuhkan kehati-hatian dan kecermatan dalam pengambilan keputusan yang sesuai, seseorang juga tergantung pada sisi emosionalnya saat ia mendengarkan isi hatinya dan membalikkan masalah serta mengatur hati nuraninya terhadap apa yang akan ia lakukan. Pembicaraan terkadang terjadi dialog public seperti seseorang berbicara dengan orang lain atau seseorang berbicara dengan dirinya sendiri dengan suara yang didengar. Dan terkadang terjadi dialog batin yang berlangsung dalam dirinya sendiri saja dan ia mengetahuinya saat ia berhenti untuk merenungkannya, sebagaimana terjadi pada proses bathiniah atau terkadang terus berlanjut baik ia kehendaki maupun tidak. Dialog-dialog yang khusus ini dengan bahasa lisan tidak memiliki tujuan pengetahuan atau klarifikasi, tetapi bertujuan dari sudut pandang social yang bertujuan keakraban dan keintiman. Seseorang jika ditinjau dari segi gaya berdialog maka terbagi menjadi beberapa jenis, beberapa dari mereka memetingkan dirinya sendiri, dia menahan diri dari berdialog sebagaimana dia menahan diri dari bergaul dengan orang lain dan menjauhi berdiskusi dengan mereka. Dan tuli bisa total atau sebagian bila anak normal menjadi tuli hal ini mungkin karena kelemahan akalnya, sedangkan anak tunarungu- bisu disebabkan ketidakmampuannya berbicara karena ia tuli sejak lahir atau sebelum mencapai umur tujuh tahun (bahasa yang dipelajarinya sebelumumur tujuh tahun) benar-benar dilupakan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Miswarul Abdi Aziz
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.